Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Prestasi Belajar pada Siswa Sekolah Menengah Atas di Semarang
Latar Belakang: Untuk meningkatkan prestasi belajar, banyak orang tua sering mendorong anak-anak untuk mengikuti les tambahan, sedangkan lain seperti kebugaran fisik siswa seringkali diabaikan. Tujuan: Menganalisis hubungan kebugaran jasmani dengan prestasi belajar di kalangan siswa Sekolah Meneng...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Airlangga
2024-12-01
|
Series: | Amerta Nutrition |
Subjects: | |
Online Access: | https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/63159 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Latar Belakang: Untuk meningkatkan prestasi belajar, banyak orang tua sering mendorong anak-anak untuk mengikuti les tambahan, sedangkan lain seperti kebugaran fisik siswa seringkali diabaikan.
Tujuan: Menganalisis hubungan kebugaran jasmani dengan prestasi belajar di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Semarang.
Metode: Jenis penelitian observasional dengan desain cross-sectional, melibatkan 396 siswa SMA di Semarang, dengan 86 subjek dipilih secara acak. Variabel terikat adalah prestasi belajar, yang diukur berdasarkan nilai murni ujian akhir semester. Variabel bebas adalah kebugaran jasmani, sedangkan variabel perancu lainnya adalah status gizi, konsumsi makanan, kondisi sosial ekonomi, status kesehatan, dan keikutsertaan dalam bimbingan belajar. Data asupan gizi dikumpulkan menggunakan metode food recall 24 jam. Indeks massa tubuh menurut usia (IMT/U) diperoleh melalui pengukuran berat dan tinggi badan, untuk menentukan status gizi siswa. Metode Multistage Fitness Test untuk menentukan kebugaran jasmani. Data lainnya dikumpulkan melalui wawancara. Data dianalisis dengan Chi Square dan Uji Regresi Logistik Ganda.
Hasil: Sebagian besar siswa memiliki asupan gizi yang tergolong rendah, meliputi konsumsi energi (55,8%), karbohidrat (76,7%), protein (45,3%), dan zat besi (64%). Sementara itu, untuk asupan lemak, mayoritas siswa berada dalam kategori berlebih (39,5%). Sebagian besar siswa mempunyai status gizi baik (79,1%), namun tingkat kebugaran jasmani mereka kurang baik (58,1%). Analisis multivariat menunjukkan bahwa kebugaran jasmani yang baik dan keikutsertaan dalam les tambahan berhubungan positif dengan prestasi belajar (p-value=0,025 dan p-value=0,017).
Kesimpulan: Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, selain mengikuti les tambahan pelajaran, peningkatan kebugaran jasmani juga diperlukan. |
---|---|
ISSN: | 2580-1163 2580-9776 |