Model Formal Negosiasi dalam Sistem Penjadwalan Rapat Berbasis Agen

Sistem penjadwalan rapat menggunakan pendekatan berbasis agen bekerja dengan cara melakukan pencarian secara terdistribusi dalam rangka menemukan waktu pelaksanaan rapat yang dapat diterima oleh para peserta rapat. Dalam proses pencarian tersebut, agen-agen bernegosiasi untuk menyeimbangkan preferen...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Tresnaningtiyas Sudartik Purbo, Tri Astoto Kurniawan
Format: Article
Language:Indonesian
Published: University of Brawijaya 2022-12-01
Series:Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Online Access:https://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/6762
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1823858585382158336
author Tresnaningtiyas Sudartik Purbo
Tri Astoto Kurniawan
author_facet Tresnaningtiyas Sudartik Purbo
Tri Astoto Kurniawan
author_sort Tresnaningtiyas Sudartik Purbo
collection DOAJ
description Sistem penjadwalan rapat menggunakan pendekatan berbasis agen bekerja dengan cara melakukan pencarian secara terdistribusi dalam rangka menemukan waktu pelaksanaan rapat yang dapat diterima oleh para peserta rapat. Dalam proses pencarian tersebut, agen-agen bernegosiasi untuk menyeimbangkan preferensi rapat dan preferensi para peserta rapat. Selama proses tersebut, konflik dapat terjadi dan mengakibatkan negosiasi perlu dilakukan dalam beberapa putaran dimana semakin banyak putaran akan mengurangi efisiensi pencarian. Untuk meningkatkan efisiensi, negosiasi perlu dijaga agar berlangsung secara konvergen. Artikel ini membahas model formal dari negosiasi sistem penjadwalan rapat berbasis agen untuk menjelaskan secara presisi beberapa konsep penting dalam negosiasi penjadwalan rapat berbasis agen sehingga bisa digunakan sebagai acuan dalam pengembangan sistem pada tahap selanjutnya. Konvergensi dalam negosiasi diwujudkan dengan membangun dua fase negosiasi. Pada fase pertama, proposal berisi sejumlah cluster solution, sedangkan proposal pada fase kedua berbentuk specific solution yang dibangkitkan berdasarkan cluster solution yang banyak dipilih peserta rapat. Dalam negosiasi ini, resolusi konflik juga disiapkan untuk mengatasi konflik yang tidak dapat dihindari dengan menerapkan relaxing constraint. Konsep negosiasi ini bisa diimplementasikan sebagai protokol negosiasi dalam sistem penjadwalan rapat berbasis agen.   Abstract An agent-based meeting scheduling system performs a distributed search to find an acceptable meeting time for the participants. In the search process, agents negotiate to balance meeting preferences and those of the participants. Conflicts may occur during the search, resulting in the negotiation in many rounds.  In fact, more rounds will reduce search efficiency. Negotiation needs to be kept convergent for their efficiency. This article discusses a formal model of negotiating an agent-based meeting scheduling system to avoid ambiguity when it is developed. Convergence in negotiations is realized by establishing two negotiation phases. In the first phase, the proposal contains several cluster solutions, while the proposal in the second phase is in the form of a specific solution that is generated based on the cluster solution chosen by many meeting participants. Conflict resolution is prepared to overcome unavoidable conflicts by applying relaxing constraints in this negotiation. This concept is ready to be implemented as a negotiation protocol for an agent-based meeting scheduling system.
format Article
id doaj-art-d7b633b742d54130aae5f34f514aa247
institution Kabale University
issn 2355-7699
2528-6579
language Indonesian
publishDate 2022-12-01
publisher University of Brawijaya
record_format Article
series Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
spelling doaj-art-d7b633b742d54130aae5f34f514aa2472025-02-11T10:40:13ZindUniversity of BrawijayaJurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer2355-76992528-65792022-12-019710.25126/jtiik.20229767621051Model Formal Negosiasi dalam Sistem Penjadwalan Rapat Berbasis AgenTresnaningtiyas Sudartik Purbo0Tri Astoto Kurniawan1Universitas Brawijaya, MalangUniversitas Brawijaya, MalangSistem penjadwalan rapat menggunakan pendekatan berbasis agen bekerja dengan cara melakukan pencarian secara terdistribusi dalam rangka menemukan waktu pelaksanaan rapat yang dapat diterima oleh para peserta rapat. Dalam proses pencarian tersebut, agen-agen bernegosiasi untuk menyeimbangkan preferensi rapat dan preferensi para peserta rapat. Selama proses tersebut, konflik dapat terjadi dan mengakibatkan negosiasi perlu dilakukan dalam beberapa putaran dimana semakin banyak putaran akan mengurangi efisiensi pencarian. Untuk meningkatkan efisiensi, negosiasi perlu dijaga agar berlangsung secara konvergen. Artikel ini membahas model formal dari negosiasi sistem penjadwalan rapat berbasis agen untuk menjelaskan secara presisi beberapa konsep penting dalam negosiasi penjadwalan rapat berbasis agen sehingga bisa digunakan sebagai acuan dalam pengembangan sistem pada tahap selanjutnya. Konvergensi dalam negosiasi diwujudkan dengan membangun dua fase negosiasi. Pada fase pertama, proposal berisi sejumlah cluster solution, sedangkan proposal pada fase kedua berbentuk specific solution yang dibangkitkan berdasarkan cluster solution yang banyak dipilih peserta rapat. Dalam negosiasi ini, resolusi konflik juga disiapkan untuk mengatasi konflik yang tidak dapat dihindari dengan menerapkan relaxing constraint. Konsep negosiasi ini bisa diimplementasikan sebagai protokol negosiasi dalam sistem penjadwalan rapat berbasis agen.   Abstract An agent-based meeting scheduling system performs a distributed search to find an acceptable meeting time for the participants. In the search process, agents negotiate to balance meeting preferences and those of the participants. Conflicts may occur during the search, resulting in the negotiation in many rounds.  In fact, more rounds will reduce search efficiency. Negotiation needs to be kept convergent for their efficiency. This article discusses a formal model of negotiating an agent-based meeting scheduling system to avoid ambiguity when it is developed. Convergence in negotiations is realized by establishing two negotiation phases. In the first phase, the proposal contains several cluster solutions, while the proposal in the second phase is in the form of a specific solution that is generated based on the cluster solution chosen by many meeting participants. Conflict resolution is prepared to overcome unavoidable conflicts by applying relaxing constraints in this negotiation. This concept is ready to be implemented as a negotiation protocol for an agent-based meeting scheduling system. https://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/6762
spellingShingle Tresnaningtiyas Sudartik Purbo
Tri Astoto Kurniawan
Model Formal Negosiasi dalam Sistem Penjadwalan Rapat Berbasis Agen
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
title Model Formal Negosiasi dalam Sistem Penjadwalan Rapat Berbasis Agen
title_full Model Formal Negosiasi dalam Sistem Penjadwalan Rapat Berbasis Agen
title_fullStr Model Formal Negosiasi dalam Sistem Penjadwalan Rapat Berbasis Agen
title_full_unstemmed Model Formal Negosiasi dalam Sistem Penjadwalan Rapat Berbasis Agen
title_short Model Formal Negosiasi dalam Sistem Penjadwalan Rapat Berbasis Agen
title_sort model formal negosiasi dalam sistem penjadwalan rapat berbasis agen
url https://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/6762
work_keys_str_mv AT tresnaningtiyassudartikpurbo modelformalnegosiasidalamsistempenjadwalanrapatberbasisagen
AT triastotokurniawan modelformalnegosiasidalamsistempenjadwalanrapatberbasisagen