Menelusuri gejala depresi dalam ranah digital: analisis status whatsapp di kalangan mahasiswa
Depresi merupakan kondisi umum yang sering kali tidak terdiagnosis di kalangan mahasiswa. Status WhatsApp di jejaring sosial di kalangan mahasiswa dapat menampilkan indikasi depresi yang mereka alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengungkapan status WhatsApp mahasiswa yang memenuhi kr...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)
2024-09-01
|
Series: | Jurnal Konseling dan Pendidikan |
Online Access: | https://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/1103 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
_version_ | 1832584432656056320 |
---|---|
author | RG Guntur Alam Sigit Muryono |
author_facet | RG Guntur Alam Sigit Muryono |
author_sort | RG Guntur Alam |
collection | DOAJ |
description | Depresi merupakan kondisi umum yang sering kali tidak terdiagnosis di kalangan mahasiswa. Status WhatsApp di jejaring sosial di kalangan mahasiswa dapat menampilkan indikasi depresi yang mereka alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengungkapan status WhatsApp mahasiswa yang memenuhi kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) untuk gejala depresi atau episode depresi mayor (EDM). Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi observasional lintas-seksional untuk mengamati pengungkapan gejala depresi dan pola penggunaan WhatsApp pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Data dikumpulkan dari pembaruan status WhatsApp yang tersedia publik dalam grup-grup mahasiswa antara 1 Mei 2023 dan 1 Mei 2024. Status WhatsApp yang dievaluasi adalah yang diunggah oleh mahasiswa tahun ketiga dan keempat studi mereka. Analisis regresi binomial negatif digunakan untuk memodelkan hubungan antara pengungkapan depresi dan demografi atau karakteristik penggunaan WhatsApp di kalangan mahasiswa. Sebanyak 150 status dievaluasi, dengan pemilik status terdiri dari 43,5% perempuan dan usia rata-rata 20 tahun. Secara keseluruhan, 31,3% status menampilkan gejala depresi dan 2,5% memenuhi kriteria untuk EDM. Mahasiswa umumnya menunjukkan gejala yang konsisten dengan depresi melalui status WhatsApp. Oleh karena itu, WhatsApp dapat menjadi salah satu jalur inovatif untuk melawan stigma seputar kondisi kesehatan mental, atau untuk mengidentifikasi mahasiswa yang berisiko mengalami depresi. |
format | Article |
id | doaj-art-1a561fd77940490ea9b5ac37a7283e10 |
institution | Kabale University |
issn | 2337-6740 2337-6880 |
language | Indonesian |
publishDate | 2024-09-01 |
publisher | Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET) |
record_format | Article |
series | Jurnal Konseling dan Pendidikan |
spelling | doaj-art-1a561fd77940490ea9b5ac37a7283e102025-01-27T13:32:46ZindIndonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)Jurnal Konseling dan Pendidikan2337-67402337-68802024-09-01123122110.29210/1110300976Menelusuri gejala depresi dalam ranah digital: analisis status whatsapp di kalangan mahasiswaRG Guntur Alam0https://orcid.org/0000-0002-0201-0304Sigit Muryono1Universitas Muhammadiyah BengkuluUniversitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka, Jakarta, IndonesiaDepresi merupakan kondisi umum yang sering kali tidak terdiagnosis di kalangan mahasiswa. Status WhatsApp di jejaring sosial di kalangan mahasiswa dapat menampilkan indikasi depresi yang mereka alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengungkapan status WhatsApp mahasiswa yang memenuhi kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) untuk gejala depresi atau episode depresi mayor (EDM). Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi observasional lintas-seksional untuk mengamati pengungkapan gejala depresi dan pola penggunaan WhatsApp pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Data dikumpulkan dari pembaruan status WhatsApp yang tersedia publik dalam grup-grup mahasiswa antara 1 Mei 2023 dan 1 Mei 2024. Status WhatsApp yang dievaluasi adalah yang diunggah oleh mahasiswa tahun ketiga dan keempat studi mereka. Analisis regresi binomial negatif digunakan untuk memodelkan hubungan antara pengungkapan depresi dan demografi atau karakteristik penggunaan WhatsApp di kalangan mahasiswa. Sebanyak 150 status dievaluasi, dengan pemilik status terdiri dari 43,5% perempuan dan usia rata-rata 20 tahun. Secara keseluruhan, 31,3% status menampilkan gejala depresi dan 2,5% memenuhi kriteria untuk EDM. Mahasiswa umumnya menunjukkan gejala yang konsisten dengan depresi melalui status WhatsApp. Oleh karena itu, WhatsApp dapat menjadi salah satu jalur inovatif untuk melawan stigma seputar kondisi kesehatan mental, atau untuk mengidentifikasi mahasiswa yang berisiko mengalami depresi.https://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/1103 |
spellingShingle | RG Guntur Alam Sigit Muryono Menelusuri gejala depresi dalam ranah digital: analisis status whatsapp di kalangan mahasiswa Jurnal Konseling dan Pendidikan |
title | Menelusuri gejala depresi dalam ranah digital: analisis status whatsapp di kalangan mahasiswa |
title_full | Menelusuri gejala depresi dalam ranah digital: analisis status whatsapp di kalangan mahasiswa |
title_fullStr | Menelusuri gejala depresi dalam ranah digital: analisis status whatsapp di kalangan mahasiswa |
title_full_unstemmed | Menelusuri gejala depresi dalam ranah digital: analisis status whatsapp di kalangan mahasiswa |
title_short | Menelusuri gejala depresi dalam ranah digital: analisis status whatsapp di kalangan mahasiswa |
title_sort | menelusuri gejala depresi dalam ranah digital analisis status whatsapp di kalangan mahasiswa |
url | https://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/1103 |
work_keys_str_mv | AT rggunturalam menelusurigejaladepresidalamranahdigitalanalisisstatuswhatsappdikalanganmahasiswa AT sigitmuryono menelusurigejaladepresidalamranahdigitalanalisisstatuswhatsappdikalanganmahasiswa |