Injeksi Kortikosteroid Intratimpani Sebagai Salvage Therapy pada Pasien Tuli Mendadak

Pendahuluan : Tuli mendadak merupakan salah satu kegawatdaruratan di bagian telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher (THT-KL). Tuli mendadak atau sudden sensorineural hearing loss (SSNHL) adalah tuli sensorineural lebih dari 30 dB pada 3 frekuensi berturut turut secara mendadak  dalam waktu 3...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Ricko Mariza Putra, Jacky Munilson, Yan Edward, Nirza Warto, Rossy Rosalinda
Format: Article
Language:English
Published: Faculty of Medicine at Universitas Andalas 2018-10-01
Series:Jurnal Kesehatan Andalas
Online Access:http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/859
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1832571837783998464
author Ricko Mariza Putra
Jacky Munilson
Yan Edward
Nirza Warto
Rossy Rosalinda
author_facet Ricko Mariza Putra
Jacky Munilson
Yan Edward
Nirza Warto
Rossy Rosalinda
author_sort Ricko Mariza Putra
collection DOAJ
description Pendahuluan : Tuli mendadak merupakan salah satu kegawatdaruratan di bagian telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher (THT-KL). Tuli mendadak atau sudden sensorineural hearing loss (SSNHL) adalah tuli sensorineural lebih dari 30 dB pada 3 frekuensi berturut turut secara mendadak  dalam waktu 3 hari. Etiologi tuli mendadak hingga saat ini belum diketahui dengan pasti, namun penyebab tersering tuli mendadak, yaitu idiopatik (71%). Penatalaksanaan tuli mendadak meliputi terapi konservatif, salah satunya dengan pemberian kortikosteroid secara sistemik dan lokal. Pemberian lokal dapat dilakukan dengan cara injeksi langsung intratimpani. Terapi kortikosteroid secara lokal dapat diberikan sebagai terapi primer, terapi adjuvan (kombinasi) dan salvage therapy. Laporan kasus : seorang pasien perempuan berusia 36 tahun dengan diagnosis tuli mendadak pada telinga kanan yang dilakukan salvage therapy dengan penyuntikan deksametason intratimpani sebanyak empat kali secara selang   3 hari setelah gagal dengan terapi sistemik. Kesimpulan : Injeksi kortikosteroid intratimpani digunakan sebagai salvage therapy dapat menjadi pilihan untuk pasien yang gagal diterapi dengan kortikosteroid sistemik.
format Article
id doaj-art-0b8b7bff128447c78ccd70fdb808167f
institution Kabale University
issn 2301-7406
language English
publishDate 2018-10-01
publisher Faculty of Medicine at Universitas Andalas
record_format Article
series Jurnal Kesehatan Andalas
spelling doaj-art-0b8b7bff128447c78ccd70fdb808167f2025-02-02T12:15:28ZengFaculty of Medicine at Universitas AndalasJurnal Kesehatan Andalas2301-74062018-10-01709610310.25077/jka.v7i0.859732Injeksi Kortikosteroid Intratimpani Sebagai Salvage Therapy pada Pasien Tuli MendadakRicko Mariza Putra0Jacky Munilson1Yan Edward2Nirza Warto3Rossy Rosalinda4Bagian THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas AndalasBagian THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas AndalasBagian THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas AndalasBagian THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas AndalasBagian THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas AndalasPendahuluan : Tuli mendadak merupakan salah satu kegawatdaruratan di bagian telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher (THT-KL). Tuli mendadak atau sudden sensorineural hearing loss (SSNHL) adalah tuli sensorineural lebih dari 30 dB pada 3 frekuensi berturut turut secara mendadak  dalam waktu 3 hari. Etiologi tuli mendadak hingga saat ini belum diketahui dengan pasti, namun penyebab tersering tuli mendadak, yaitu idiopatik (71%). Penatalaksanaan tuli mendadak meliputi terapi konservatif, salah satunya dengan pemberian kortikosteroid secara sistemik dan lokal. Pemberian lokal dapat dilakukan dengan cara injeksi langsung intratimpani. Terapi kortikosteroid secara lokal dapat diberikan sebagai terapi primer, terapi adjuvan (kombinasi) dan salvage therapy. Laporan kasus : seorang pasien perempuan berusia 36 tahun dengan diagnosis tuli mendadak pada telinga kanan yang dilakukan salvage therapy dengan penyuntikan deksametason intratimpani sebanyak empat kali secara selang   3 hari setelah gagal dengan terapi sistemik. Kesimpulan : Injeksi kortikosteroid intratimpani digunakan sebagai salvage therapy dapat menjadi pilihan untuk pasien yang gagal diterapi dengan kortikosteroid sistemik.http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/859
spellingShingle Ricko Mariza Putra
Jacky Munilson
Yan Edward
Nirza Warto
Rossy Rosalinda
Injeksi Kortikosteroid Intratimpani Sebagai Salvage Therapy pada Pasien Tuli Mendadak
Jurnal Kesehatan Andalas
title Injeksi Kortikosteroid Intratimpani Sebagai Salvage Therapy pada Pasien Tuli Mendadak
title_full Injeksi Kortikosteroid Intratimpani Sebagai Salvage Therapy pada Pasien Tuli Mendadak
title_fullStr Injeksi Kortikosteroid Intratimpani Sebagai Salvage Therapy pada Pasien Tuli Mendadak
title_full_unstemmed Injeksi Kortikosteroid Intratimpani Sebagai Salvage Therapy pada Pasien Tuli Mendadak
title_short Injeksi Kortikosteroid Intratimpani Sebagai Salvage Therapy pada Pasien Tuli Mendadak
title_sort injeksi kortikosteroid intratimpani sebagai salvage therapy pada pasien tuli mendadak
url http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/859
work_keys_str_mv AT rickomarizaputra injeksikortikosteroidintratimpanisebagaisalvagetherapypadapasientulimendadak
AT jackymunilson injeksikortikosteroidintratimpanisebagaisalvagetherapypadapasientulimendadak
AT yanedward injeksikortikosteroidintratimpanisebagaisalvagetherapypadapasientulimendadak
AT nirzawarto injeksikortikosteroidintratimpanisebagaisalvagetherapypadapasientulimendadak
AT rossyrosalinda injeksikortikosteroidintratimpanisebagaisalvagetherapypadapasientulimendadak